Lembagalembaga penyalur sarana dan prasarana kantor yang mempunyai kegiatan untuk menyalurkan atau menyampaikan barang-barang pada perkantoran disebut answer choices . saluran distribusi. pedoman distribusi. pihak distributor Laporan penerimaan barang disebut juga dengan istilah answer choices . encountering report. finding report.
PenerimaanBarang (BAPB). Apabila barang sudah sampai ketempat tujuan maka BAPB akan di Acc dan BAPB acc akan dikirim kembali ke PT. Sinar Wijaya Kusuma di Jakarta oleh bagian Marketing Kantor Cabang. Bukti Acara Penerimaan Barang terdiri dari 3 rangkap : 1. Lembar satu yang berwarna putih diberikan kepada pelanggan sebagai
Desentralisasiartinya seluruh transaksi kantor cabang dilakukan pencatatan sendiri dan akan digabungkan dengan aktivitas kantor pusat ketika akan dibuat laporan posisi keuangan konsolidasi. Contoh soal pengiriman barang dagang di atas harga pokok terjadi pada kantor pusat yang mengirimkan barang seharga Rp 48.000.000 dengan rasio 25%.
Laporanpenerimaan barang disebut juga dengan istilah 1 Lihat jawaban Jawaban 3.6 /5 46 ismisooyoung Receiving goods semoga membantu ^^ mks y jawabanya tepat looo iya :) Ada pertanyaan lain? Cari jawaban lainnya Pertanyaan baru di Ekonomi Bu jane memiliki usaha gerabah dengan penghasilan bruto (omzet) dalam setahun sebesar Rp.,00.
LAPORANTUGAS AKHIR . TENTANG . PELAKSANAAN EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BINJAI . O . L . E . H. NAMA: SHELLA MIRANDA . NIM: 162600025 . Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Diploma . III. Administrasi Perpajakan . FAKULTAS ILMU SOSIAL
26Bukti transaksi adanya penerimaan barang kembali karena barang rusak atau tidak sesuai pesanan yang dibuat oleh penjual, disebut. a.kuitansi c.nota debet d.nota e.faktur 27.Bukti kas yang dibuat oleh pemegang dana kas kecil bahwa telah menerima sejumlah uang untuk keperluan kas kecil, disebut. a. kuitansi b. bukti kas masuk
Bagianpenerimaan barang (Receiving) merupakan bagian yang menjalankan fungsi pengendalian biaya pada saat barang dikirimkan ke hotel oleh supplier. Petugas Receiving harus memiliki dokumen Standar Spesifikasi untuk memastikan bahwa produk yang diterima dari segi kualitas, jenis, bentuk, ukuran telah benar.
RH1VX. Sistem penerimaan produk atau yang sering disebut dengan goods receipt merupakan suatu hal yang paling sering dilakukan khususnya di satu perusahaan. Kita ambil eksemplar belaka sama dengan penerimaan barang di gudang. Penelaahan barang dapat dikatakan bagaikan hal nan perlu menjadi pikiran kerumahtanggaan kegiatan operasional gudang sehari hari. Secara umum, perlu diketahui manfaat semenjak penelaahan dagangan yaitu untuk berkewajiban dalam melakukan penapisan terhadap jenis, mutu, dan kuantitas serta kualitas dagangan nan dituruti terbit pemasok kepentingan menentukan apakah cukup untuk diterima maupun tidaknya suatu barang yang datang. Baca pula 5 solusi invoice dispute untuk penagihan tanpa penyakit Berikut ini merupakan kejadian nan teradat diperhatikan intern proses penerimaan barang antara enggak Penataran dan Validasi Surat Jalan Ketika pemasok membawa barang sudah lalu tentu mengikutsertakan surat jalannya. Pada surat jalan tersebut biasanya berisikan data seperti terlepas surat urut-urutan, nama barang, jumlah barang dan nomer PO Purchase Titipan barang yang akan dikirim. Mengecek Jumlah Barang Setelah Anda mengakui surat urut-urutan tersebut segeralah lakukan pengecekan secara teliti apakah sesuai dengan komoditas yang di datang alias tak. Cek jenis produk apakah benar produk yang dikirim yaitu barang yang di pesan. Setelah itu cocokkan dan hitung jumlah produk yang hinggap apakah sebagaimana sertifikat jalannya atau tidak. Pengecekan Fisik Barang Sesudah menghitung kuantitas barang yang datang, maka kegiatan selanjutnya adalah mengecek badan dagangan nan datang. Lakukanlah dengan teliti, apakah ada nan tembelang atau tidak. Jika telah ditemukan terdapat barang yang secara fisik enggak sesuai standar segera pisahkan, lalu lakukan pendaftaran cak bagi dagangan tersebut yang nantinya akan dikembalikan kepada pemasok bagi dilakukan penggantian. Mewujudkan Bukti Barang Masuk Hal terakhir yang dilakukan adalah mewujudkan dan mencetak form bukti barang turut yang artinya bahwa barang yang dikirim oleh pemasok telah masin lidah, di cek dan sudah sesuai. Salinan Bukti barang ikut biasanya dibuat tiga rangkap, di mana satu lawai seumpama arsip gudang, suatu lembar kerjakan suplier sebagai lampiran ketika melakukan penagihan pembayaran dan satu tali kerjakan accounting. Dalam proses pengajian pengkajian komoditas ataupun good receive, diperlukan tolok SOP intern suatu firma. Berikut ini merupakan contoh SOP penelaahan barang Staff gudang menerima produk dari pemasok dan menyesuaikan kecocokan data dengan surat jalan yang dipedulikan Jika data surat perkembangan sudah sesuai, selanjutnya dilakukan pembukaan logo box truk untuk pemeriksaan jumlah dan kondisi barang. Dokumentasi positif foto atau video diperlukan momen proses ini berlangsung. Namun sekiranya terjadi ketidaksesuaian total koli produk dengan data surat urut-urutan maka sederum diinformasikan dan dikoreksi bersama staff gudang dan pemasok Penapisan quality barang oleh staff QC Incoming Barang rejected alias barang dengan kondisi tidak baik akan dilakukan prosedur cak kembali atau prosedur lainnya nan berlaku sesuai instruksi dari pemasok Hasil inspeksi makanya staff QC adapun barang accepted atau barang dalam kondisi baik dilaporkan kepada staff pakus buat dilakukan proses bongkar dan selanjutnya dilakukan penyimpanan pada lokasi yang telah disiapkan Dilakukan proses input penerimaan produk lega system dan proses serah sambut dagangan Penerimaan komoditas dicatat pada stock card beserta detail data dan salinan jalannya. Baca pula 4 tips payment collections untuk penagihan tepat hari Arketipe SOP diatas ialah bilang hal nan kebanyakan dilakukan intern prosedur penerimaan barang yang hendak masuk ke dalam gudang. Dapat dipastikan, setiap gudang menerapkan strategi maupun memiliki prosedur masing – masing n domestik penanganan setiap produk masuk. Visited times, 1 visits today
Audit Pembelian Poin-Poin Keseluruhan Materi bisa diklikAudit Siklus Pembelian dan Utang UsahaAkun dan Kelas Transaksi dalam Siklus Pembelian dan Pembayaran UtangFungsi Bisnis dalam Siklus serta Dokumen dan Catatan yang TerkaitMetodologi untuk Merancang TOC dan STOTMetodologi untuk Merancang TBD Utang UsahaCutoff testSubstantive Analytical Procedure Akun dan Kelas Transaksi dalam Siklus Pembelian dan Pembayaran Utang Tujuan dalam audit Siklus Pembelian Siklus Akuisisi dan Pembayaran adalah untuk mengevaluasi apakah akun yang dipengaruhi oleh akuisisi barang dan jasa dan pengeluaran kas untuk akuisisi tersebut disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi. Gambar 18-41 menunjukkan cara informasi akuntansi mengalir melalui berbagai akun dalam siklus akuisisi dan pembayaran. Ada tiga kelas transaksi yang termasuk dalam siklus Pembelian dan pembayaran utang, yaitu Akuisisi/pembelian barang dan jasa Pencairan kas / pembayaran Retur pembelian dan allowance dan diskon pembelian Akun dan Kelas Transaksi dalam Siklus Pembelian dan Pembayaran Utang Akun-akun yang terdapat dalam siklus pembelian dan pembayaran utang ditunjukkan oleh t-account pada gambar di atas. Dalam gambar tersebut, ditampilkan bahwa setiap transaksi didebet dan dikredit ke akun utang dagang. Akun yang diuji dalam siklus ini hanya untuk ketiga jenis transaksi dalam siklus pembelian dan pembayaran utang. Fungsi Bisnis dalam Siklus serta Dokumen dan Catatan yang Terkait Terdapat empat fungsi bisnis dalam siklus pembelian dan pembayaran utang, yaitu Memproses pesanan pembelian Permintaan barang atau jasa oleh personel klien adalah titik awal siklus atau mengawali siklus pembelian dan pembayaran utang, dokumen yang sering digunakan, meliputi Permintaan pembelian purchase requisition Digunakan untuk meminta barang dan jasa oleh karyawan yang berwenang. Perusahaan seringkali mengandalkan titik. Purchase requisition adalah dokumen yang digunakan untuk meminta barang dan jasa oleh karyawan yang berwenang. Ini dapat berupa permintaan untuk akuisisi seperti bahan oleh staf produksi atau pengawas gudang, perbaikan luar oleh personil kantor atau pabrik, atau asuransi oleh wakil presiden yang bertanggung jawab atas properti dan peralatan. Pesanan pembelian purchase order Digunakan untuk memesan barang dan jasa kepada vendor. Mencakup deskripsi, kuantitas dan informasi terkait tentang barang atau jasa yang diinginkan perusahaan. Dan seringkali juga digunakan untuk menunjukkan otosiasi akuisisi. Perusahaan biasanya menyerahkan pesanan pembelian secara elektronik kepada vendor yang telah memiliki sisitem Electronic Data Interchange EDI. Purchase order adalah dokumen yang digunakan untuk memesan barang dan jasa dari vendor. Ini mencakup uraian, jumlah, dan informasi terkait untuk barang dan jasa yang ingin dibeli perusahaan dan sering digunakan untuk menunjukkan otorisasi akuisisi. Menerima barang dan jasa Merupakan titik kritis dalam siklus pembelian dan pembayaran utang karena merupakan saat dimana sebagian besar perusahaan mulai mengakui akuisisi dan kewajiban terkait pada catatannya. Jika barang telah diterima, akan dilakukan pemeriksaan atas deskripsi, kuantitas, kedatangan yang tepat waktu dan kondisinya. Laporan penerimaan receiving report merupakan dokumen yang dibuat saat barang diterima. Laporan tersebut mencantumkan data yang relevan. Penerimaan oleh perusahaan barang atau jasa dari vendor adalah titik kritis dalam siklus karena saat itulah sebagian besar perusahaan pertama kali mengakui akuisisi dan kewajiban terkait pada catatan mereka. Ketika barang diterima, kontrol yang memadai memerlukan pemeriksaan untuk deskripsi, jumlah, kedatangan tepat waktu, dan kondisi. Receiving report adalah kertas atau dokumen elektronik yang disiapkan pada saat barang diterima. Ini termasuk deskripsi barang, jumlah yang diterima, tanggal yang diterima, dan data terkait lainnya. Mengakui kewajiban Pengakuan yang tepat atas liabilitas untuk penerimaan barang dan jasa membutuhkan pencatatan yang cepat dan akurat. Pencatatan awal mempengaruhi laporan keuangan dan pencairan kas aktual, Oleh karena itu, perusahaan harus berhati-hati untuk memasukkan semua transaksi akuisisi, hanya akuisisi yang terjadi, dan pada jumlah yang benar. Pengakuan kewajiban atas penerimaan barang dan jasa memerlukan pecatatan yang tepat waktu dan akurat karena akan memengaruhi laporan keuangan dan pengeluaran kas aktual. Dokumen dan catatan yang umum meliputi Faktur Vendor Vendor’s Invoice. Merupakan dokumen yang diterima dari vendor dan menunjukkan jumlah yang terutang atas suatu transaksi akuisisi/pembelian. Ini menunjukkan deskripsi dan jumlah barang dan jasa yang diterima, harga termasuk ongkos angkut, ketentuan diskon tunai, tanggal tagihan, dan jumlah total. Faktur vendor penting karena menunjukkan jumlah yang dicatat dalam file transaksi akuisisi. Memo Debet Debit Memo adalah dokumen yang diterima dari vendor dan Menunjukkan pengurangan jumlah yang terutang kepada vendor akibat retur barang/pengembalian barang atau allowance yang diberikan. Voucher, Digunakan dalam menetapkan cara yang formal untuk mencatat dan mengendalikan akuisisi. Terutama dengan memungkinkan setiap transaksi akuisisi diberi nomor urut. Voucher mencakup lembar sampul atau folder untuk berisi dokumen dan paket dokumen yang relevan seperti pesanan pembelian, salinan slip kemasan, laporan penerimaan, dan faktur vendor. Setelah pembayaran, salinan cek atau transfer dana elektronik ditambahkan ke paket voucher. File Transaksi File yang dibuat komputer yang meliputi semua transaksi akuisisi yang diproses oleh suatu sistem akuntansi selama suatu periode. Jurnal Akuisisi atau Listing Acquisitions Journal. Seringkali disebut jurnal File Induk Utang Usaha Accounts Payable Master File. Mencatat transaksi akuisisi, pengeluaran kas, serta retur dan pengurangan akusisisi untuk setiap Diperbarui dari file transaksi akuisisi, retur dan pengurangan serta pengeluaran kas yang terkomputerisasi. Neraca Saldo Utang Usaha Accounts Payable Trial Balance. Mencantumkan jumlah yang terutang untuk setiap vendor dan dibuat secara langsung dari file induk utang Laporan Vendor Vendor’s Statement. Dokumen yang dibuat vendor dan menunjukkan seluruh aktivitas dan saldo yang terkait dengan akuisisi dari vendor Mencatat dan memproses pengeluaran kas Pembayaran untuk barang dan jasa merupakan aktivitas yang signifikan untuk semua entitas. Kegiatan ini secara langsung mengurangi saldo dalam akun kewajiban, khususnya hutang dagang. Dokumen yang terkait dengan proses pengeluaran kas yang diperiksa auditor termasuk Digunakan untuk membayar akuisisi ketika pembayaran telah jatuh tempo. Dalam beberapa rencana EDI, perusahaan menyerahkan pembayaran secara elektronik kepada vendor melalui transfer dana elektronik Electronic Funds Transfer antara bank perusahaan dan bank vendor. File Transaksi Pengeluaran File yang dibuat dengan komputer yang mencantumkan semua transaksi pengeluaran kas oleh sistem akuntansi selama periode tertentu. Jurnal atau Listing Pengeluaran Kas. Listing atau laporan yang dibuat dari file transaksi pengeluaran kas yang mencantumkan semua transaksi selama setiap periode Cek. Dokumen ini biasanya digunakan untuk membayar akuisisi saat pembayaran jatuh tempo. Cek biasanya disiapkan dalam format multi-salinan, dengan yang asli pergi ke penerima pembayaran, satu salinan diajukan dengan faktur vendor dan dokumen pendukung lainnya, dan satu lagi diajukan secara numerik. Dalam kebanyakan kasus, cek individual dicatat dalam file transaksi pengeluaran tunai. Berikut tabel yang memuat kelas transaksi, akun, fungsi bisnis, serta dokumen dan pencatatan terkait dengan Siklus Pembelian. Penjelasan singkat fungsi bisnis Siklus Pembelian untuk lebih lengkapnya silahkan baca di buku Arens, 2016 hlm. 606 s/d 609 Metodologi untuk Merancang TOC dan STOT Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk siklus akuisisi dan pembayaran dibagi ke dalam dua bidang yang luas Pengujian Meliputi tiga dari empat fungsi bisnis. Pengujian Menyangkut fungsi keempat. TOC dan STOT untuk Siklus Pembelian Siklus Akuisisi dan Pembayaran dibagi menjadi dua bidang besar Tes akuisisi, yang menyangkut tiga dari empat fungsi bisnis yang dibahas sebelumnya dalam bab ini memproses pesanan pembelian, menerima barang dan jasa, dan mengakui ltabilitas. Tes pembayaran, yang menyangkut fungsi keempat, pemrosesan dan pencatatan pembayaran kas Metodologi dalam merancang TOC dan STOT Siklus Pembelian adalah sbb. Metodologi yang digunakan untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif sama seperti yang telah digunakan di bab-bab sebelumnya. Yaitu digambarkan di bawah ini. metode merancang pengujian pengendalian dan Susbstantive tes siklus pembayaran dan akuisisi Tahapan ke-1, ke-2, dan ke-3 pada metodologi tersebut telah dibahas pada pertemuan sebelumnya. Oleh karena itu, pada pertemuan ini kita akan langsung membahas tahap terakhir. Dalam merancang TOC dan STOT, terlebih dahulu kita harus mengetahui tujuan audit serta asersi yang sesuai. Berikut adalah tujuan audit dan asersi atas akuisisi Standar Asersi AICPA. Tujuan Audit Terkait Transaksi Asersi Akuisisi tercatat adalah untuk barang dan jasa yang diterima, konsisten dengan kepentingan terbaik klien Occurrence Transaksi akuisisi yang ada telah dicatat Completeness Transaksi akuisisi yang dicatat adalah akurat Accuracy Transaksi akuisisi dimasukkan dengan benar dalam buku besar A/P dan Inventory dan dijumlahkan dengan benar Posting and Summarization Transaksi akuisisi diklasifikasikan dengan benar Classification Transaksi akuisisi dicatat pada tanggal yang benar Timing Empat dari enam tujuan audit terkait transaksi untuk akuisisi patut mendapat perhatian khusus dan karenanya diperiksa lebih dekat. Ketepatan banyak akun aset, kewajiban, dan pengeluaran tergantung pada pencatatan transaksi yang benar dalam jurnal akuisisi, terutama terkait dengan empat tujuan ini. Akuisisi tercatat adalah untuk barang dan layanan yang diterima, konsisten dengan kepentingan terbaik klien Occurence. Kontrol yang memadai mencegah pencatatan akuisisi yang tidak disengaja agar tidak terjadi, terutama merekam akuisisi duplikat. Kontrol yang memadai juga cenderung mencegah klien untuk memasukkan sebagai pengeluaran bisnis atau transaksi penipuan aset atau yang terutama menguntungkan manajemen atau karyawan lain daripada entitas yang diaudit. Akuisisi yang ada telah dicatat Completeness. Kegagalan untuk mencatat perolehan barang dan jasa yang diterima meng-understate hutang dagang dan dapat mengakibatkan berlebihannya pendapatan bersih dan ekuitas pemilik. Oleh karena itu, auditor menganggap ini sebagai tujuan penting untuk akuisisi. Mungkin sulit dalam beberapa audit untuk melakukan tes rincian saldo untuk menentukan apakah ada transaksi yang tidak tercatat, sehingga auditor harus mengandalkan kontrol dan pengujian substantif transaksi untuk tujuan ini. Selain itu, karena audit hutang dagang biasanya memakan waktu yang cukup lama, pengendalian internal yang efektif, diuji dengan benar, dapat secara signifikan mengurangi biaya audit. Akuisisi dicatat secara akurat Accuracy. Tingkat pengujian rincian banyak neraca dan akun pengeluaran tergantung pada evaluasi auditor atas efektivitas pengendalian internal terhadap keakuratan transaksi akuisisi yang dicatat. Misalnya, jika auditor yakin bahwa transaksi aset tetap dicatat dengan benar dalam jurnal akuisisi, dapat diterima untuk lebih sedikit menjamin akuisisi periode berjalan selama pengujian rincian saldo daripada jika kontrolnya tidak memadai. Ketika klien menggunakan pencatatan perpetual inventory, pengujian rincian inventaris juga dapat dikurangi secara signifikan jika auditor yakin bahwa catatan abadi tersebut akurat. Kontrol atas akuisisi yang termasuk dalam pencatatan perpetual biasanya diuji sebagai bagian dari pengujian kontrol dan pengujian substantif transaksi untuk akuisisi. Akuisisi diklasifikasikan dengan benar Classification. Pengujian rincian akun individu tertentu dapat dikurangi jika auditor yakin bahwa pengendalian internal memadai untuk memberikan jaminan yang wajar atas klasifikasi yang benar dalam jurnal akuisisi. Meskipun semua akun dipengaruhi sampai taraf tertentu oleh kontrol yang efektif atas klasifikasi, dua area yang paling terpengaruh adalah akuisisi aset tetap periode berjalan, dan semua akun pengeluaran, seperti perbaikan dan pemeliharaan, utilitas, dan iklan. Ini relatif memakan waktu bagi auditor untuk melakukan tes dokumentasi dari akuisisi aset tetap periode berjalan dan akun pengeluaran untuk akurasi dan klasifikasi. Oleh karena itu, penghematan waktu dapat menjadi signifikan ketika kontrol efektif. Memahami pengendalian internal Auditor harus memahami pengendalian internal untuk siklus akuisisi dan pembayaran sebagai bagian dari pelaksanaan prosedur penilaian risikodengan mempelajari bagan arus klien, mereview kuesioner pengendalian internal, serta melaksanakan pengujian walkthrough untuk transaksi akuisisi dan pembayaran. 2. Menilai risiko pengendalian yang direncanakan Pengendalian kunci untuk setiap fungsi bisnis dari siklus akuisisi dan pembayaran yaitu Otorisasi Pembelian. Untuk memastikan bahwa barang dan jasa yang diperoleh demi memenuhi tujuan perusahaan dan menghindari akuisisi item yang berlebihan atau tidak Sebagian besar perusahaan mensyaratkan tingkat otorisasi untuk jenis akuisisi atau jumlah nilai uang yang berbeda. Semua pesanan pembelian harus dipranomori untuk memudahkan pencatatatn akuntansinya. Pemisahan Penyimpanan Aset dari Fungsi Lainnya. Untuk mencegah pencurian dan penyalahgunaan, barang harus dikendalikan secara fisik dari saat penerimaannya hingga penggunaan atau pelepasannya. Personil di departemen penerimaan harus independen dari personil ruang penyimpanan dan departemen Pencatatan yang Tepat Waktu dan Review Independen atas Departemen utang usaha bertanggung jawab untuk memverifikasi kelayakan akuisisi. Selain itu juga memverifikasi perkalian, footing dan distribusi akun. Pengendalian yang penting ialah persyaratan bahwa personil yang mencatat akuisisi tidak boleh memiliki akses ke kas, sekuritas dan aset lainnya serta dokumen dan catatan yang memadai, prosedur yang tepat untuk menyimpan catatan dan pengecekan independen atas kinerja. Otorisasi Pengendalian yang penting untuk pembayaran meliputi Penandatanganan cek oleh individu yang memiliki wewenang yang Pemisahan tanggung jawab untuk menandatangani cek dan melaksanakan fungsi utang usaha Pemeriksaan yang cermat atas dokumen pendukung oleh si penandatagan cek pada saat cek ditandatangani Cek harus dipranomori 3. Menentukan luas pengendalian Selanjutnya auditor menilai risiko pengendalian. Jika ingin mengandalkan pengendalian untuk mendukung penilaian risiko pengendalian pendahuluan di bawah maksimum, auditor melaksanakan pengujian pengendalian untuk memperoleh bukti bahwa pengendalian telah beroperasi secara efektif. setelah efektivitas pengendalian ditingkatkan dan didukung oleh pengujian pengendalian tambahan, auditor akan mampu mengurangi pengujian substantif. 4. Merancang TOC dan STOT Empat dari enam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi akuisisi memerlukan perhatian khusus sehingga perlu diperiksa dengan lebih teliti. Antara lain Akuisisi yang Dicatat adalah untuk Barang dan Jasa yang Diterima, yang Konsisten dengan Kepentingan Utama Klien Keterjadian/Occurence. Pengendalian internal yang memadai akan mencegah akuisisi yang sebenarnya tidak terjadi dicatat dengan Akuisisi yang Ada Telah Dicatat Kelengkapan/Completeness. Auditor harus mengandalkan pengendalian internal untuk tujuan kelengkapan ini karena mungkin akan sulit untuk melakukan pengujian atas rincian saldo TDB guna mengetahui apakah ada transaksi yang belum Akuisisi Telah Dicatat secara Akurat Keakuratan/Accuracy. Luas pengujian atas rincial saldo terhadap banyak akun neraca dan beban kembali lagi sangat bergantung pada evaluasi auditor atas keefektifan pengendalian internal terhadap keakuratan transaksi akuisisi yang Akuisisi Telah Diklasifikasikan dengan Benar Klasifikasi/Classification. TDB terhadap akun tertentu dapat dikurangi jika auditor yakin bahwa pengendalian internal telah memadai untuk memberikan kepastian yang layak mengenai klasifikasi yang benar dalam jurnal 5. Merancang TOC dan STOT untuk pengeluaran kas Metodologi dan proses yang dikembangkan untuk prosedur audit pengeluaran kas sama dengan yang digunakan untuk akuisisi. Biasanya auditor melakukan pengujian untuk akuisisi dan pengeluaran kas secara bersamaan. Untuk transaksi tertentu yang akan diperiksa dari jurnal akuisisi, faktur vendor, laporan penerimaan, dan dokumentasi audit lainnya diperiksa pada saat yang bersamaan seperti cek yang dibatalkan terkait. 6. Sampling atribut untuk TOC dan STOT Penggunaan sampling atribut merupakan hal yang umum dilakukan. Pendekataannya serupa dengan TOC dan STOT penjualan dengan sampling audit statistik. Terdapat tiga perbedaan penting antara siklus akuisisi dan pembayaran dengan siklus lainnya. Terdapat sejumlah besar akun yang terlibat dalam siklus akuisisi dan pembayaran yang meningkatkan potensi salah saji klasifikasi. Sehingga auditor sering mengurangi tingkat pengecualian yan dapat diterima terutama untuk atribut Lebih umu bagi transaksi dalam siklus ini membutuhkan beberapa pertimbangan yang signifikan yang meningkatkan potensi salah saji. Sehingga auditor sering mengurangi tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi untuk atribut Jumlah nilai setiap transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran mencakup rantang yang Contoh Test of Control dan Substantive Test of Transaction atas akuisisi adalah sbb. Contoh Test of Control dan Substantive Test of Transaction atas akuisisi adalah sbb. Contoh Test of Control dan Substantive Test of Transaction atas pembayaran kas adalah sbb. Contoh Test of Control dan Substantive Test of Transaction atas pembayaran kas adalah sbb. Metodologi untuk Merancang TBD Utang Usaha Utang usaha merupakan kewajiban yang belum dibayar atas barang dan jasa yang diterima dalam peristiwa bisnis biasa. Metodologi yang digunakan sama dengan yang digunakan untuk TDB piutang usaha. Jika TOC dan STOT menunjukkan bahwa pengendalian telah beroperasi dengan efektif dan prosedur analitis menunjukkan hasil yang memuaskan, auditor mungkin akan mengurangi TDB utang usaha. Tetapi karena utang usaha cenderung material, auditor hampir selalu melaksanakan sejumlah TDB. Account Payable adalah kewajiban yang belum dibayar untuk barang dan jasa yang diterima dalam kegiatan bisnis biasa. A/P termasuk kewajiban untuk perolehan bahan baku, peralatan, utilitas, perbaikan, dan banyak jenis barang dan jasa lainnya yang diterima sebelum akhir tahun. Sebagian besar A/P juga dapat diidentifikasi dengan adanya faktur vendor untuk kewajiban tersebut. Account Payable harus dibedakan dari kewajiban yang masih harus dibayar dan kewajiban yang mengandung bunga. Liabilitas adalah A/P hanya jika jumlah total kewajiban diketahui dan terutang pada tanggal neraca. Jika kewajiban termasuk pembayaran bunga, maka harus dicatat sebagai wesel bayar, hutang kontrak, hutang hipotek, atau hutang obligasi. Berikut metodologi untuk merancang TDB Mengidentifikasikan risiko bisnis klien yang memengaruhi utang usaha Sekarang ini siklus akuisisi dan pembayaran telah banyak berubah akibat kemajuan zaman. Pengaturan dan sistem perusahaan menjadi kompleks yang mungkin saja memiliki risiko yang signifikan. Auditor harus memahami perubahan sistem ini untuk mengidentifikasi apakah risiko bisnis klien dan pengendalian manajemen terkait telah mempengaruhi kemungkinan salah saji yang material dalam utang usaha. 2. Menetapkan materialitas kinerja dan menilai risiko inheren Auditor umumnya menetapkan materialitas kinerja yang tinggi karena saldo dari utang usaha relatif besar. Dan juga auditor seringkali menilai risiko inheren sebagai sedang atau tinggi. Hal ini karena mereka peduli terutama dengan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo pisah batas dan kelengkapan karena berpotensi menimbulkan salah saji saldo akun. 3. Menilai risiko pengendalian dan merancang TOC dan STOT Setelah menetapkan materialitas kinerja dan risiko inheren, auditor akan menilai risiko pengendalian berdasarkan pemahaman pengendalian internal. STOT auditor juga akhirnya akan bergantung pada keefektifan pengendalian internal yang berhubungan dengan utang usaha. Karena itu auditor harus memiliki pemahaman yang menyeluruh mengenai pengendalian internal berhubungan dengan utang usaha. Dan hal ini telah dibahas diatas. 4. Merancang dan melaksanakan prosedur analitis Prosedur analitis berguna untuk mengungkakpan bidang dimana penyelidikan atau pemeriksaan tambahan memang diperlukan. Auditor harus membandingkan total beban tahun berjalan dengan tahun sebelumnya untuk mengungkapkan salah saji akun utang usaha serta akun beban. Karena double enrty, salah saji akun beban biasanya juga menimbulkan salah saji yang sama dalam akun utang usaha. Hal ini merupakan prosedur yang efektif untuk menganalisisi utang usaha apabila beban dari tahun ke tahun diharapkan stabil. 5. Merancang dan melaksanakan TDB Tujuh dari delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dapat diterapkan pada utang usaha eksistensi, kelengkapan, keakuratan, klasifikasi, pisah batas, detail tie-in, serta hak dan kewajiban. Jika dalam audit atas aset auditor menekankan pada lebih saji saldo, berbeda pada audit utang usaha atau kewajiban dimana auditor lebih menekankan pada kurang saji saldo. Perbedaan ini terkait dengan kewajiban hukum akuntan publik. Jika pengguna laporan keuangan setelah diaudit menentukan bahwa ekuitas dilebihsajikan secara material yang notabene diakibatkan oleh lebih saji aset atau kurang saji utang usaha, tuntutan hukum terhadap kantor akuntan publik mungkin akan terjadi. Pengujian Kewajiban Setelah Merupakan hal yang penting bagi utang usaha. Luas pengujian untuk mengungkapkan utang usaha belum tercatat sangat bergantung pada penilaian risiko pengendalian dan materialitas saldo akun potensial. Memeriksa Dokumentasi yang Mendasari Pengeluaran Kas Selanjutnya. Auditor biasanya memeriksa dokumen pendukung menyangkut pengeluaran kas setelah tanggal neraca untuk menentukan apakah pengeluaran kas dilakukan untuk kewajiban periode berjalan. Jika memang untuk periode berjalan, auditor harus menelusurinya ke neraca saldo utang usaha untuk memastikan bahwa pembayaran tersebut memang telah Memeriksa Dokumentasi yang Mendasari Tagihan yang Belum Dibayar Beberapa Minggu Setelah Akhir Cara yang digunakan sama seperti sebelumnya dan untuk tujuan yang sama. Perbedaannya adalah karena dilakukan untuk kewajiban yang belum dibayar mendekati akhir audit dan buka untuk kewajiban yang telah dibayar. Menelusuri Laporan Penerimaan yang Dikeluarkan Sebelum Akhir Tahun ke Faktur Vendor Semua barang yang belum diterima sebelum akhri tahun periode akuntansi harus dicantumkan sebagai utang usaha. Auditor menguji kewajiban yang belum tercatat dengan menelusuri laporan penerimaan yang diterbitkan hingga akhir tahun ke faktur vendor dan memastikan bahwa laporan itu telah dimasukkan dalam utang usaha. Menelusuri Laporan Vendor yang Menunjukkan Saldo yang Jatuh Tempo ke Neraca Saldo Utang Jika klien menyimpan laporan vendor, auditor dapat menelusuri setiap laporan yang memiliki saldo jatuh tempo pada tanggal neraaca ke listing untuk memastikan bahwa hal itu telah dicantumkan sebagai utang usaha. Mengirim Konfirmasi ke Vendor dengan Siapa Klien Melakukan Audirot kadang-kadang menggunkan konfirmasi untuk menguji cendor yang dihapus dari daftar utang usaha, transaksi yang dihilangkan dan saldo akun yang salah saji. Pengujian Pisah Batas Cutoff Test. Untuk menentukan apakah transaksi yang dilakukan beberpa hari sebelum dan sesudah tanggal neraca dicatat pada periode yang Hubungan Pisah Batas dengan Observasi Pemeriksaan Fisik Persediaan. Untuk menentukan apakah pisah batas utang usaha sudah benar, sangat penting jika pengujian pisah batas dikoordinasikan dengan observasi fisik persediaan. Informasi pisah batas untuk akuisisi harus diperoleh selama observasi fisik persediaan. Auditor mereview prosedur dalam departemen penerimaan untuk menentukan bahsa semua persediaan yang diterima telah dihitung dan auditor mencatat nomor penerimaan terakhir dimana persediaan dilibatkan dalam perhitungan Auditor menelusuri nomor laporan penerimaan tersebut ke catatatn utang usaha untuk memverifikasi bahwa hal itu telah dimasukkan atau dikecualikan dengan benar. Persediaan dalam Perjalanan. Menyangkut utang usaha, auditor harus membedakan antara akuisisi persediaan atas dasar FOB Destination atau FOB Origin. Jika FOB Destination hanya persediaan yang diterima pada atau sebelum tanggal neraca yang harus dimasukkan dalam persediaaan dan utang usaha pada akhir tahun. Jika FOB Origin persediaan dan utang usaha harus dicatat pada periode berjalan ketika pengiriman dilakukan sebelum atau pada tanggal neraca. 6. Reliabilitas bukti Perbedaan Antara Faktur Vendor dan Laporan Vendor Laporan vendor lebih unggul dalam memverifikasi saldo utang usaha karena mencantumkan saldo akhir. Sedangkan faktur vendor lebih unggul dalam memverifikasi transaksi karena menunjukkan rincian transaksi. 2. Perbedaan Laporan Vendor dan Konfirmasi Perbedaan laporan vendor dengan konfirmasi terletak dari segi sumber informasinya. Laporan vendor dibuat oleh vendor dan diberikan kepada klien sehingga saat pemeriksaan berada di tangan klien. Hal ini bisa menjadi celah dimana klien mungkin menyembunyikan atau mengubah laporan vendor dari auditor. Sedangkan konfirmasi sebenarnya hal yang sejenis dengan laporan vendor namun langsung dikirimkan ke kantor akuntan publik sehingga lebih dapat diandalkan. 7. Ukuran sampel Auditor juga harus memperhatikan ukuran sampel ketika mengaudit utang usaha dengan ukuran yang sangat bervariasi. Jika pengendalian internal lemah, hampir semua item populasi harus diverifikasi. Tujuan keseluruhan dalam mengaudit Account Payable adalah untuk menentukan apakah saldo A/P dinyatakan secara adil dan diungkapkan dengan benar. Tujuh dari delapan tujuan audit terkait saldo berlaku untuk A/P keberadaan, kelengkapan, keakuratan, klasifikasi, cutoff, detail tiein, serta hak dan kewajiban. Nilai yang dapat direalisasi tidak berlaku untuk liabilitas. Berikut adalah tujuan audit serta asersi untuk Test of Detail of Balance atas Account Payable. Standar Asersi AICPA Tujuan Audit Terkait Saldo Asersi Utang dalam daftar utang sesuai dengan buku besar terkait, dan totalnya telah ditambahkan dengan benar serta sesuai dengan buku besar umum Detail tie-in Utang di dalam daftar utang ada Existence Utang yang ada telah dicantumkan dalam daftar utang Completeness Utang dalam daftar utang sudah akurat Accuracy Utang dalam daftar utang telah diklasifikasikan dengan benar Classification Transaksi dalam siklus pembelian dicatat pada periode yang tepat Cutoff Perusahaan memiliki obligasi untuk membayar kewajiban yang termasuk dalam utang yang Obligation Berdasarkan tujuan audit tersebut, dapat ditentukan prosedur audit yang akan audit umum untuk mengungkapkan Account Payable yang tidak tercatat antara lain sebagai berikut Out of Period Liability Tests Periksa Dokumentasi yang Mendasari untuk Pencairan Kas Selanjutnya Auditor memeriksa dokumentasi pendukung untuk pencairan kas setelah tanggal neraca untuk menentukan apakah pencairan kas adalah untuk kewajiban periode erjalan. Jika ini merupakan liabilitas periode berjalan, auditor harus melacaknya ke Trial Balance A/P yang dibayarkan untuk memastikannya dimasukkan. Receiving report menunjukkan tanggal inventaris diterima dan karenanya merupakan dokumen yang sangat berguna. Demikian pula, faktur vendor biasanya menunjukkan tanggal layanan disediakan. Auditor sering memeriksa dokumentasi untuk pembayaran kas yang dilakukan pada periode berikutnya selama beberapa minggu setelah tanggal neraca, terutama ketika klien tidak membayar tagihan tepat waktu. Periksa Dokumentasi yang Mendasari untuk Tagihan yang Tidak Dibayar Beberapa Minggu Setelah Akhir Tahun Auditor melaksanakan prosedur ini dengan cara yang sama seperti yang sebelumnya dan untuk tujuan yang sama. Prosedur ini berbeda karena dilakukan untuk kewajiban yang belum dibayar di dekat akhir audit daripada untuk kewajiban yang telah dibayarkan. Melacak Laporan Penerimaan yang Diterbitkan Sebelum Akhir Tahun ke Faktur Vendor Terkait Semua barang dagangan yang diterima sebelum akhir tahun periode akuntansi harus dimasukkan sebagai utang dagang. Dengan melacak receiving report yang dikeluarkan hingga akhir tahun ke faktur vendor dan memastikan bahwa mereka termasuk dalam utang dagang, auditor sedang menguji kewajiban yang tidak tercatat. Lacak Pernyataan Vendors yang Menunjukkan Saldo yang Mengacu pada Account Payable Trial Balance Jika klien menyimpan file pernyataan vendors, auditor dapat melacak setiap pernyataan yang memiliki saldo yang jatuh tempo pada tanggal neraca hingga cantuman untuk memastikan itu dimasukkan sebagai Account Payable. Kirim Konfirmasi ke Vendor dengan mana Klien Melakukan Bisnis Meskipun penggunaan konfirmasi untuk utang dagang lebih jarang daripada untuk piutang dagang, auditor kadang-kadang menggunakannya untuk menguji vendor yang dihilangkan dari daftar hutang, transaksi yang dihilangkan, dan saldo akun yang salah saji. Mengirim konfirmasi ke vendor aktif yang belum memasukkan saldo dalam daftar utang dagang adalah cara yang berguna untuk mencari jumlah yang dihilangkan. Jenis konfirmasi ini biasa disebut konfirmasi saldo nol. Cutoff test Cutoff Account Payable dilakukan untuk menentukan apakah transaksi dicatatbeberapa hari sebelum dan sesudah tanggal neraca dimasukkan dalam periode yang benar. Lima tes audit liabilitas di luar periode yang baru saja kita diskusikan adalah semua uji cutoff untuk akuisisi, tetapi mereka menekankan pada understatement. Untuk tiga prosedur pertama, juga tepat untuk memeriksa dokumentasi pendukung sebagai ujian dari overstatement A/P. Sebagai contoh, prosedur ketiga pengujian untuk understatement A/P yang tidak tercatat dengan melacak receiving report yang diterbitkan sebelum akhir tahun ke faktur vendor terkait. Untuk menguji jumlah cutoff yang terlalu tinggi, auditor harus melacak receiving report yang diterbitkan setelah akhir tahun untuk faktur terkait untuk memastikan bahwa mereka tidak dicatat sebagai A/P kecuali jika itu merupakan inventory in transit. Hubungan Cutoff dengan Pengamatan Fisik Inventory Dalam menentukan bahwa cutoff A/P adalah benar, penting bahwa tes cutoff dikoordinasikan dengan pengamatan fisik inventory. Misalnya, asumsikan bahwa akuisisi inventory sebesar $ diterima pada sore hari tanggal 31 Desember, setelah inventaris fisik selesai. Jika akuisisi termasuk dalam utang dagang dan pembelian tetapi dikecualikan dari persediaan akhir, hasilnya adalah understatement laba bersih $ Sebaliknya, jika akuisisi dikecualikan dari inventory dan utang dagang, ada salah saji dalam neraca, tetapi laporan laba rugi benar. Satu-satunya cara auditor akan mengetahui jenis salah saji yang telah terjadi adalah mengoordinasikan uji cutoff dengan pengamatan inventory. Inventory in Transit Dalam utang dagang, auditor harus membedakan antara akuisisi inventory yang berdasarkan FOB destination dan yang dibuat sebagai FOB origin. Untuk FOB destination, hak berpindah kepada pembeli ketika persediaan diterima, jadi hanya persediaan yang diterima pada atau sebelum tanggal neraca yang harus dimasukkan dalam persediaan dan utang dagang pada akhir tahun. Ketika akuisisi adalah FOB origin, perusahaan harus mencatat inventory dan akun terkait yang harus dibayar pada periode berjalan jika pengiriman terjadi pada atau sebelum tanggal neraca. Auditor dapat menentukan apakah inventory telah diperoleh dengan FOB destination atau FOB origin dengan memeriksa faktur vendor. Auditor harus memeriksa faktur untuk barang yang diterima segera setelah akhir tahun untuk menentukan apakah mereka menggunakan basis FOB origin. Bagi barang yang tanggal pengirimannya berada dan ketika pada atau sebelum tanggal neraca, persediaan dan akun utang terkait harus dicatat pada periode berjalan jika jumlahnya material. Substantive Analytical Procedure Penggunaan prosedur analitis sama pentingnya dalam siklus akuisisi dan pembayaran seperti dalam setiap siklus lainnya, terutama untuk mengungkap salah saji dalam hutang dagang. Berikut adalah Substantive Analytical Procedure untuk Siklus Pembelian. Substantive Analytical Procedure Bandingkan saldo akun Expense terkait akuisisi dengan tahun-tahun sebelumnya. Salah saji A/P dan Expense. Meninjau daftar A/P untuk hutang yang tidak biasa, nonvendor, dan berbunga. liabilities. Salah saji klasifikasi untuk non-trade Bandingkan akun A/P individu dengan tahun sebelumnya Akun yang tidak tercatat atau tidak ada, atau salah saji. Hitung rasio, seperti Purchase dibagi dengan A/P, dan A/P dibagi dengan kewajiban lancar. Akun yang tidak tercatat atau tidak ada, atau salah saji.
Untuk memastikan barang yang datang sesuai pesanan, kamu perlu menerapkan SOP penerimaan barang. Ketika kamu melakukan bisnis retail atau manufaktur, tentu kamu akan mendapat pasokan barang. Namun sebelum melangkah lebih jauh, kamu perlu memahami apa itu standar operasional prosedur atau SOP penerimaan barang. Mengutip dari Accounting Tools, SOP penerimaan barang adalah prosedur yang diperlukan untuk memeriksa dengan benar semua barang yang masuk. Kemudian menandainya dengan label dan mencatatnya sebagai barang yang telah diterima. Jika SOP penerimaan barang ini tidak dilakukan dengan benar, kamu akan menemukan bahwa catatan persediaan barang di gudangmu tidak akurat. Ketika catatan ini tidak akurat, kamu tidak mungkin dapat memenuhi pesanan pelanggan atau menjalankan operasi manufaktur dengan cara yang efisien. SOP penerimaan barang penting untuk diterapkan. Hal ini karena semua barang yang dibeli oleh bisnis memiliki fungsi tertentu, entah itu persediaan untuk digunakan secara internal atau persediaan untuk dijual kepada pelanggan. Pelacakan semua barang yang masuk ke gudang, dapat memastikan bahwa produk yang tepat diterima dan segera disimpan di tempat sesuai. Mengikuti prosedur penerimaan barang dapat membantu menjaga gudang yang efisien dan mengidentifikasi masalah apa pun dengan pemasok. Baca Juga Pahami 7 Manfaat SOP Ini agar Kamu Dapat Menerapkannya untuk Perusahaanmu SOP Penerimaan Barang dari Gudang Supplier Foto wanita mencatat persediaan barang. Sumber Saat kamu menerima barang, tentu kamu akan menerima barang dari gudang supplier. Barang-barang yang tiba tersebut perlu diinspeksi. Hal ini untuk mengecek apakah pesanan sesuai dan kualitas barangnya. Bisa jadi barang yang dikirim dari gudang supplier mengalami penurunan kualitas atau rusak dalam perjalanan. Dari hasil inspeksi, kamu dapat memutuskan mengembalikan barang atau tetap memprosesnya untuk penyimpanan di gudangmu. Kamu juga harus menginspeksi jumlah barang. Seberapa teliti kamu dapat memverifikasi jumlah yang diterima, kemungkinan akan bervariasi menurut berapa banyak paket yang datang dan seberapa penting isinya. Jika ada banyak paket dan ada banyak barang pada setiap paket, penghitungan lengkap akan menjadi proses yang sangat memakan waktu. Dalam kasus seperti ini, mungkin lebih baik menggunakan sampling untuk menentukan kuantitas yang diterima. Pengambilan sampel beberapa paket dapat dilakukan berdasarkan berat, dimensi fisik, atau jumlah individu. Kamu bisa menggunakan metode mana pun yang paling masuk akal untuk produk tertentu. Tergantung pada pentingnya produk dan tujuan penggunaannya, pemeriksaan kualitas mungkin tidak dilakukan selama proses penerimaan. Pada beberapa industri, misalnya produksi makanan, produk dapat diterima dalam keadaan karantina, untuk menjalani pengujian kualitas dan komposisi yang ketat. Biasanya, pemeriksaan kualitas yang dilakukan selama proses penerimaan, dilakukan untuk mengetahui kerusakan yang terjadi selama pengiriman. Berikut ini tahapan SOP penerimaan barang dari gudang supplier yang dapat kamu terapkan di gudangmu. 1. Sesuaikan Barang dengan Purchase Order SOP penerimaan barang yang pertama, yaitu sesuaikan barang yang diterima dengan purchase order PO. Kamu perlu memastikan barang yang terkirim ke gudangmu cocok dengan catatan dalam purchase order yang sudah kamu terbitkan sebelumnya ke supplier. Purchase order juga harus digunakan untuk memeriksa bahwa setiap item sesuai dengan deskripsi dan jumlah yang dipesan. Umumnya, kotak atau kardus packing barang akan memiliki deskripsi produk dan jumlah isinya. Menurut Safer Storage Systems, ada beberapa hal yang perlu kamu catat untuk setiap penerimaan barang baru. Berikut ini perinciannya Tanggal dan waktu barang logistik pengiriman dan pengemudi yang bertugas mengirimkan kesesuaian jumlah dan deskripsi barang dengan purchase setiap perbedaan yang nama personel yang melakukan pemeriksaan ini. Mempertahankan laporan yang akurat, sangat penting untuk pembukuan yang akurat. Jadi, kamu dapat menyelesaikan perselisihan apa pun yang mungkin timbul pada masa mendatang terkait barang atau supplier. Jika tidak ada purchase order atau catatan pesanan, tanyakan kepada supervisor divisi purchasing bisnismu sebelum menolak barang. 2. Periksa Kondisi Barang Foto karyawan di gudang. Sumber SOP penerimaan barang selanjutnya, yaitu periksa kondisi barang. Sebelum menerima barang, penting melakukan pemeriksaan kualitas untuk memastikan barang tidak rusak atau tidak berfungsi. Jika dalam jumlah banyak, bukan berarti kamu harus membuka satu per satu kardus untuk memeriksa barang. Jadi, coba ambil beberapa sampel untuk melihat kondisi produk. Periksa tanda-tanda kerusakan atau kesalahan produk. Pastikan semua barang seperti yang dijelaskan pada purchase order. Jika kamu menemukan barang rusak akibat pengiriman, catat tingkat kerusakan pada catatan konsinyasi. Setelah itu, segera beri tahu supplier dengan perincian masalah tersebut untuk membahas langkah selanjutnya. Misalnya, memperbaiki dari segi pengemasan agar barang tidak mudah rusak. Baca Juga 7 Tips Usaha Pre-order agar Produkmu Banyak Dibeli Pelanggan 3. Catat Barang ke Dalam Daftar Inventaris SOP penerimaan barang selanjutnya, yaitu catat barang-barang yang baru masuk ke dalam daftar inventaris. Masukkan barang yang telah kamu terima ke dalam sistem manajemen gudang sesegera mungkin, termasuk tanggal dan jumlah yang diterima. Hal ini akan memungkinkan stok untuk segera dialokasikan ke pesanan baru dari pelanggan. 4. Alokasikan Ruang Penyimpanan untuk Barang Ketika barang masuk sudah tercatat, jika kamu menjalankan bisnis retail, bisa langsung mengemasnya untuk pengiriman ke pelanggan. Jika di bisnis manufaktur, kamu bisa mendistribusikannya langsung ke bagian-bagian yang membutuhkan pasokan bahan baku. Penting untuk segera mengemas barang untuk pengiriman, agar memastikan tidak ada barang yang hilang atau rusak. Persediaan harus didistribusikan ke orang yang tepat dalam bisnis, atau dikemas di tempat biasa untuk diakses bila diperlukan. Untuk barang yang diterima sebagai stok, kamu perlu mengalokasikan ruang di gudang untuk penyimpanan sampai siap diambil untuk pesanan. 5. Beri Salinan ke Bagian Keuangan Langkah terakhir SOP penerimaan barang, yaitu kirimkan salinan nota konsinyasi yang ditandatangani dan diberi tanggal ke bagian keuangan. Informasi ini kemudian dapat dicocokkan dengan invoice dari supplier untuk memastikan pembayaran hanya dilakukan untuk barang yang benar-benar diterima. Baca Juga Pengertian BPOM, Fungsi, Hingga Cara Mendaftarnya Tips Penerimaan Barang dari Supplier Kini kamu sudah tahu bagaimana SOP penerimaan barang. Namun agar alur keluar masuk gudangmu lancar, kamu perlu tahu tips penerimaan barang dari supplier. Berikut ini terdapat sejumlah langkah yang dapat kamu integrasikan ke dalam proses penerimaan barang dari supplier di gudangmu. Hal ini untuk memastikan bahwa masalah dengan supplier ditangani dengan segera. Barang pun segera disimpan untuk menghindari penumpukan barang di lokasi penerimaan. Berikut ini sejumlah tips penerimaan barang dari supplier agar kegiatan ini berjalan efektif dan efisien. 1. Optimalkan Lantai Penerimaan Foto gudang barang. Sumber Apakah ruang atau lantai penerimaan barang dirancang untuk menyortir dan memeriksa pengiriman besar sebelum mencapai lantai gudang? Beberapa kesalahan, seperti salah barang atau salah hitung dapat terjadi, apalagi jika barang yang diterima dalam jumlah besar. Hal Ini tentu bisa dihindari. Kamu dapat memberdayakan karyawan dengan menyediakan ruang yang memadai dan alat tepat untuk mengatur area penerimaan barang. 2. Ruang Penerimaan Harus Bersih dan Teratur Selain mengalokasikan ruang yang cukup untuk pengiriman, jaga agar ruang penerimaan tetap bersih dan tertata dengan baik. Pastikan karyawan dapat dengan mudah mengakses kontainer atau mobil boks yang mengirimkan barang. Memiliki ruang terpisah untuk barang yang rusak, dapat mengurangi kekacauan dan merampingkan alur kerja di ruang penerimaan. 3. Gunakan Teknologi Real Time Tracking Dengan alat pemindai QR code, barcode, dan teknologi lainnya, pelacakan inventaris secara real time bisa menjadi mudah. Kamu perlu berinvestasi untuk mendukung gudangmu dengan berbagai teknologi ini. Jadi, kamu bisa menghindari salah hitung, kehilangan inventaris, dan barang yang salah dalam penyimpanan atau pesanan yang dikirim. Baca Juga Tertarik Bisnis Cacing Tanah? Begini Cara Budidaya yang Tepat 4. Lakukan Quality Control secara Berkala Foto karyawan bekerja di gudang. Sumber Kegiatan quality control sudah pasti harus masuk dalam SOP penerimaan barang. Namun kegiatan ini harus dilakukan secara berkala, bahkan ketika barang sudah masuk ke gudang. Jika bisa, kamu mempekerjakan satu atau lebih karyawan yang rutin melakukan quality control. Mereka dapat memeriksa keakuratan proses penerimaan dan penyimpanan barang. 5. Lakukan Bongkar Muatan dengan Cepat dan Aman Keselamatan adalah prioritas utama pada penerimaan barang. Adapun prioritas kedua, yaitu pembongkaran barang dengan cepat. Periksa berbagai alat angkut barang di gudangmu secara rutin untuk meminimalkan kerusakan dan penundaan. Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk membeli peralatan lebih canggih untuk mempercepat proses dan mengurangi beban karyawan. 6. Evaluasi Supplier Supplier yang tidak dapat diandalkan, tentu akan berkinerja buruk dengan jadwal pengiriman yang sering terlambat. Apalagi jika barang serta jumlahnya salah. Tidak peduli berapa lama kamu sudah bekerja sama bersama supplier, kamu harus bersikap tegas jika kinerja mereka memburuk. Kamu pun perlu punya daftar supplier cadangan yang sewaktu-waktu dapat kamu minta untuk menggantikan supplier lama. Baca Juga Cari Tahu Arti Supply Chain dan 5 Komponennya Bagi Bisnis Kamu Itulah penjelasan singkat mengenai SOP penerimaan barang. Semoga informasi ini bermanfaat dan bisnismu sukses!
76% found this document useful 17 votes39K views20 pagesDescriptionOtomatisasi Tata Kelola Sarana dan PrasaranaCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?76% found this document useful 17 votes39K views20 pagesBAB 2 Penerimaan, Penyimpanan, Serta Penyaluran Sarana&Prasarana KantorJump to Page You are on page 1of 20 You're Reading a Free Preview Pages 8 to 18 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
DEFINISI Penerimaan Barang adalah proses serah terima barang dari Vendor kepada Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan. Dalam kegiatan penerimaan barang ada 3 kemungkinan yang dihadapi apa saja? Dalam kegiatan penerimaan barang ada 3 kemungkinan yang dihadapi 1. Menerima barang dalam jumlah berbeda dengan jumlah yang Menerima barang yang Menerima barang dengan kuantitas rendah. Apa saja bukti yang dipakai dalam penerimaan sarana dan prasarana kantor? Delivery order. Surat jalan. Dokumen pemesanan. Bukti tanda terima barang. Bukti penagihan. Apa saja kegiatan dalam penerimaan barang? bukti pesanan dari gudang untuk memastikan pesanan barang dalam spesifikasi tepat bukti tanda barang untuk penagihan cek bukti pemesanan barang dengan fisik. cek Expired date dan kondisi barang. masukkan barang ke penyimpanan. Apa saja proses dalam penerimaan barang Sebut dan jelaskan? Jawaban. Jawaban masuk gudang , parki dan antri , bongjar barang, ngecek barang dan dokumen, menyusun barang bong karan , menyimpan dokumen ke dalam sistem, GRN legitimasi dokumen, keluar gudang. Apa tujuan dari penerimaan dan penyimpanan barang? Jawaban Tujuan utama diselenggarakan fungsi penerimaan dan penyimpanan barang adalah untuk memferifikasi barang yang diterima dari pemasok dan melindungi barang tersebut dari kehilangan atau pencurian. Hal hal apa saja yang terdapat dalam laporan penerimaan barang? Nama barang. Jenis/Tipe barang. alamat pengiriman barang. Alamat tujuan barang. Nama pengirim barang. jumlah barang. Tanggal penerimaan barang. Apa saja fungsi penerimaan barang? Fungsi penerimaan Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis,mutu,dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok guna menentukan dapat atau tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan. Bagaimana cara melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor? Selalu membersihkan barang-barang secara teratur, terutama setelah barang dipergunakan dan selalu memisahkan barang yang rusak dengan barang yang tidak rusak. Selalu memperbaiki barang yang rusak. Bagaimana prosedur penerimaan barang sebelum masuk ke gudang penyimpanan? Menerima Informasi Barang Masuk. Memastikan Barang yang Masuk Siap Diterima. Penerimaan dan Pengecekan Barang Masuk. Membuat Dokumen Serah Terima Barang. Memastikan Kondisi Barang dalam Keadaan Bagus. Penataan Gudang yang Lebih Baik. Update Stok Lebih Akurat. Kelola Barang Lebih Mudah. Apa yang dimaksud dengan penyimpanan sarana dan prasarana kantor? Penyimpanan dan pemeliharaan sarana dan prasarana ialah suatu upaya untuk melakukan penyimpanan dan juga pemeliharaan pada suatu tempat seperti kantor atau tempat lainnya agar barang atau peralatan yang dipakai tidak rusak, hilang atau bahkan terbakar serta keamanannya terjamin. Mengapa perlu adanya pencatatan sarana prasarana dalam suatu kegiatan? Tujuan inventarisasi sarana dan prasarana antara lain a. Agar peralatan tidak mudah hilang. b. Adanya bukti secara tertulis terhadap kegiatan pengelolaan barang sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Hal hal apa saja yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan pengadaan sarana dan prasarana minimal 5? Kebutuhan akan sarana dan prasarana tersebut. Kualitas bahan dan materi dari sarana dan prasarana. Prosedur pengadaan barang harus sesuai aturan. Rintangan yang akan dihadapi. Apa saja tujuan dari pemeliharaan sarana dan prasarana kantor? Tujuan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor, antara lain Agar barang tidak mudah rusak karena hama atau suhu/cuaca. Agar barang tidak mudah hilang. Agar barang tidak kadaluarsa. 3 Aktivitas apa saja yang ada di dalam gudang? Proses alur material dalam pergudangan dapat dideskripsikan menjadi enam aktivitas utama yaitu receiving, put away, storage, picking,packing dan shipping. SOP apa saja yang dibutuhkan dalam administrasi gudang? Proses apa yang dilakukan dalam tahap penyimpanan barang? Di dalam aktivitas penerimaan barang Terdapat tiga hal penting yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya sebutkan apa saja? Referensi Pertanyaan Lainnya1Apa yang dimaksud dengan jenis wirausaha Perancis?2Bagaimana penutup gerakan tari ondel ondel?3Udara yg masih ada di dalam Paru² disebut apa?4Apa yang dimaksud komoditas ekspor dan impor?5Apa saja yang dialami manusia di Padang Mahsyar?6Jelaskan otot apa yang berkontraksi ketika kita mengangkat lengan bawah keatas?7Mengapa penderita anemia selalu merasa lemas?8Apa saja Peran Indonesia dalam ASEAN?9Apa yang terjadi Apa yang terjadi pada bola yang dihentikan jelaskan?10Mengapa jamur atau fungi dipisahkan menjadi kingdom tersendiri?
laporan penerimaan barang kantor disebut juga